Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...
Post a Comment
Baca yg lain dong »

DI TENGAH

Dalam suatu waktu, 

saat aku mulai dapat berjalan dengan penuh keyakinan, sambil memikul pasokan makan dan minum, aku malah bertemu dengan mu disebrang jalan, 

aku tidak meminta bantuan apapun padamu, pun kamu, melainkan hanya saling bertukar pandang dan tersenyum sambil berjalan mendekat ke arah satu sama lain,

semakin dekat, rasanya semangat hangat, 

seperti kumpulan awan hitam di langit terurai dan mengembalikan sinar mentari yang cukup terik, bahkan aspal jalan perlahan mengering, tiada lagi angin besar yang menerpa, malah rasanya seperti sejuk dengan bunga bunga yang mulai bermekaran, 

Nyatanya, kamu juga memikul pasokan makan dan minum pada punggungmu yang besar, kemudian kamu tak banyak bicara, lebih banyak menatapku yang tak bisa ku artikan, sampai kamu membalas leluconku dan ikut berlelucon aneh yang ternyata ku mengerti, 

Sampai akhirnya aku menyadari bahwa sejak tadi kedua tangan kita sudah bergandengan, lebih dekat, lebih hangat sampai aku dapat mendengar deru napasmu, lalu kamu membantu memikul pasokan makan dan minumku, lagi, kamu taruh diatas punggungmu, tak banyak bicara, ku iyakan, 

kemudian kita lanjut berbicara panjang lebar, tidak tahu berapa lama waktu yang berdenting, sampai aku tahu bahwa kamu sedang dalam perjalanan menuju Gunung tinggi di sebelah Utara, sedangkan aku, sedang dalam perjalanan menuju Pantai di sebelah Selatan. 

Dengan tujuan yang berbeda, kita malah bertemu Di Tengah. 

Aku tertegun, seraya memaksamu untuk mengembalikan pasokan makan dan minumku karena tujuan kita adalah berbeda, kamu tidak melepaskan pasokan makan dan minumku, namun kamu juga tidak menahan tanganku untuk mengambilnya, 

Demi Tuhan dan segala isinya, tak ingin lagi aku tersayat dengan kepiluan yang mendalam, tapi, nyatanya aku masih berdiri Di Tengah, dengan kamu yang masih dihadapanku, menepis pikiranku untuk memaksamu ikut denganku ke Pantai, 

Apakah tujuanmu benar ke Gunung?

dan Benarkah tujuanku benar ke Pantai?

Bagaimana jika tujuan kita sebenarnya Di Tengah, disini, saling menemukan, lalu berhenti, Di Tengah?





Comments

Post a Comment

Popular Posts