Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...

Ember, Flame, Light [ Eng. ver of: Bara, Nyala, Pelita ]

Ember,

once beautiful kind of rage, burning until nothing was left, 

leaving me in the midst of ashes—breathless, empthy hands

your pain lingered long, standing in ruins i never asked for, carrying wounds, though i refused, though i wept, 

yet, the fire never truly died, still flickers, faintly within the ash

*

Flame,

once like a fleeting dream, a warmth that lasted only for a moment

your dazzling light shooted me, for a time, i believe in radiance

but doubt blew in like wind—you dimmed, fragile, vanish—easier remembered as a feeling, as though you had never trully been

*

Light, 

so soft, so steady

not burning, not scattered, but showing me your quiet strength, holding my hand tightly, 

you hold whats broken in me, yet, within your gentle glow, i found home,

and whitin your silence, i found shade

with you, i dont just survive, 

i live, again,


Comments

Popular Posts