Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...

PINTAR

Begitu saja caranya berbicara,
sampai aku lupa hari tengah malam.
Walau aku tak lihat ratusan bintang malam ini,
katanya satu bulan tetap tampak indah.

Jadi, pintar sekali cara ia berbicara.

Begitu saja caranya tertawa,
menyenangkan tapi tak berlebihan.
Walau aku tak dapat mendengar itu lebih lama,
katanya satu detik tetap bermakna.

Jadi, pintar sekali caranya berkata.

Tidak ada bedanya dalam makna,
hanya katanya saja.

Aku terlihat seperti pintar,
tapi tidak jika berurusan dengannya.
Karena ia begitu pintar, dalam banyak hal.
Sedangkan aku tidak. Mungkin belum.

Sayangnya ia tidak pernah tau,
kalau aku juga pintar, setara dengannya
Tentu bukan dalam hal berbicara,
tapi dalam membaca wajahnya.

Ia memang pintar,
Aku juga.

Lebih Pintar.

Comments

Popular Posts