Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...

Bisa Telfon?

Tengah malam, 

kepalaku berisik sekali. 

hatiku panas, seperti melepuh.

Aku kembali mendengar suaramu.


Entah sebenarnya aku selama ini menunggu untuk mendengar suaramu kembali atau tidak, namun yang jelas perbincangan kita tidak lagi mengenai bunga yang bermekaran. 

Namun lebih banyak membicarakan duri-duri yang sedang tertancap tepat di dadaku. sakit sekali. 


Beberapa hari kemudian,

kamu menangis, katamu pasrah, ketakutan.

katanya aku akan balas dendam lalu menghancurkan hidupmu.


Pertanyaannya adalah dengan apa?

kamu sudah menghancurkan sebagian hidupku lebih dulu, kecuri start. 

lalu apa? apa ekspetasimu dari orang yang sudah kamu hancurkan?


Jika aku ingin menghancurkanmu, buat apa aku membuat diriku lelah tengah malam dan berbicara padamu di telpon? 

Kamu ketakutan aku akan membunuhmu padahal semua senjataku telah kamu lenyapkan. tak bersisa. 

Katamu juga,

"jika orang lain tidak butuh maka kamu tidak perlu untuk butuh orang lain"

dan kamu juga bilang,

"Tuhan Maha adil. tidak mungkin Tuhan tidak adil. menempatkan kamu ditempat seperti ini pasti ada tujuannya. hidupku juga tidak semanis yang kamu bayangkan. banyak hal yang tidak kamu tau, tapi aku ingin berhenti mengecewakan orang lain"

iya kah?

begitu lantang kamu berbicara, karena belum ada yang meninggalkanmu. 

kehilangan tiga orang sekaligus dalam hidupku jelas membuatku terguncang. dua diantaranya penting.. sangat penting, salah satunya tidak terlalu penting namun berpengaruh. apakah kamu butuh untuk merasakannya?

Lain kali, simpan saja tangismu untuk kamu perdengarkan pada semua orang yang butuh mendengarnya.

Tangisanku lebih kencang, tak perlu aku mendengar tangismu juga.

aku harap kamu cukup puas. dan aku berharap tidak akan pernah lagi melihatmu melangkah masuk kedalam hidupku dan memporak porandakan semuanya.

selamat tinggal untuk selamanya,





Comments

Popular Posts