Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Bisa Telfon?
Tengah malam,
kepalaku berisik sekali.
hatiku panas, seperti melepuh.
Aku kembali mendengar suaramu.
Entah sebenarnya aku selama ini menunggu untuk mendengar suaramu kembali atau tidak, namun yang jelas perbincangan kita tidak lagi mengenai bunga yang bermekaran.
Namun lebih banyak membicarakan duri-duri yang sedang tertancap tepat di dadaku. sakit sekali.
Beberapa hari kemudian,
kamu menangis, katamu pasrah, ketakutan.
katanya aku akan balas dendam lalu menghancurkan hidupmu.
Pertanyaannya adalah dengan apa?
kamu sudah menghancurkan sebagian hidupku lebih dulu, kecuri start.
lalu apa? apa ekspetasimu dari orang yang sudah kamu hancurkan?
Jika aku ingin menghancurkanmu, buat apa aku membuat diriku lelah tengah malam dan berbicara padamu di telpon?
Kamu ketakutan aku akan membunuhmu padahal semua senjataku telah kamu lenyapkan. tak bersisa.
Katamu juga,
"jika orang lain tidak butuh maka kamu tidak perlu untuk butuh orang lain"
dan kamu juga bilang,
"Tuhan Maha adil. tidak mungkin Tuhan tidak adil. menempatkan kamu ditempat seperti ini pasti ada tujuannya. hidupku juga tidak semanis yang kamu bayangkan. banyak hal yang tidak kamu tau, tapi aku ingin berhenti mengecewakan orang lain"
iya kah?
begitu lantang kamu berbicara, karena belum ada yang meninggalkanmu.
kehilangan tiga orang sekaligus dalam hidupku jelas membuatku terguncang. dua diantaranya penting.. sangat penting, salah satunya tidak terlalu penting namun berpengaruh. apakah kamu butuh untuk merasakannya?
Lain kali, simpan saja tangismu untuk kamu perdengarkan pada semua orang yang butuh mendengarnya.
Tangisanku lebih kencang, tak perlu aku mendengar tangismu juga.
aku harap kamu cukup puas. dan aku berharap tidak akan pernah lagi melihatmu melangkah masuk kedalam hidupku dan memporak porandakan semuanya.
selamat tinggal untuk selamanya,

- Get link
- X
- Other Apps
Popular Posts
Ember, Flame, Light [ Eng. ver of: Bara, Nyala, Pelita ]
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment