Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...

Semesta Lain

 Hai,

mungkin di bagian semesta lain, kita sedang bernyanyi bersama

berteriak mengeluarkan semua pilu dan apapun yang tertahan di dada


mungkin kamu sedang memainkan gitarmu dan aku bernyanyi sambil menari 


bertelanjang kaki, saat hujan terus

mendaratkan bibirku padamu, begitu hangat


berbanding terbalik, sungguh pada semesta yang ini


kamu sudah najis padaku,

dan aku yang berusaha keras setiap hari untuk tidak menganggapmu pernah ada dalam hidupmu


andai kamu tau, aku tak pernah dapat kelembutan seperti itu

karena setiap hari yang ku lakukan bukan bercinta namun berjuang


bahkan untuk hidup-pun

aku berpikir banyak alasan apa lagi yang ku pakai untuk tetap bertahan


menulis ini saja membuatku sesak,

karena rasanya pernah ada, namun kamu tidak pernah menganggapnya ada


andai Tuhan dapat membekukan rasaku seperti yang Ia lakukan padamu

membuatku tertegun saat tahu bahwa tak ada lagi waktu dan tempat yang mempersilahkan kita untuk saling beranggar pikiran atau berbalah..


Dari semuanya yang paling menyakitkan

aku bagaikan nama yang ditulis dengan pensil yang segera kamu hapus

tak pernah ada

atau nama yang ditulis dengan ranting pada desir pasir pantai dan terurai oleh ombak


mungkin di semesta lain, kamu mentato namaku pada tubuhmu


**


Andaiku menulis ini tanpa rasa bersalah

dan dengan perasaan lega.

Comments

Popular Posts