Aku malas memikirkannya,
tapi entah, kamu pernah dan selalu ada dalam hidupku,
sejak beberapa tahun terakhir ini.
Sampai cukup waktu,
saat ku bilang, kalau kamu adalah sahabatku.
Dan aku menyayangimu,
sebagai orang yang ada dalam masa senang dan sulitku,
makanya kamu adalah seorang sahabat.
Sahabat yang baik,
Sahabat yang tampan,
Sahabat yang cerewet,
Sahabat yang sepertinya mengenalku.
Namun,
Aku tidak tau apa yang ada dalam pikiranmu sekarang,
tapi kamu harus tau, sepertinya sedikit sedih jika aku mengingat kenangan kita yang banyak,
Aku tidak tau apa yang sempat merasukimu,
tapi kamu harus tau, sepertinya kamu harus menyalahkan dirimu sendiri karena berprasangka yang sesungguhnya tidak ku lakukan
Mungkin,
kamu memang yang paling benar,
sampai kamu bisa melontarkan kata-kata yang menyakitkan,
kamu memang yang paling realistis,
sampai kamu bisa menepati segala janji yang kamu buat pada semua orang,
kamu memang yang paling dewasa,
sampai kamu bisa menghadapi masalahmu dengan tidak mengeluh,
kamu memang yang paling bijaksana,
sampai kamu bisa mengambil keputusan atas masalahmu sendiri.
Aku sedih, tapi di sisi lain aku senang,
karena seorang lelaki kurus yang duduk di pojok kelas,
sambil bermain laptop kecilnya dan tertawa sendiri,
sekarang telah menjadi orang yang ingin bergaul.
seorang lelaki 15 tahun yang ku hampiri saat itu,
ternyata menjadi gandrungan cewek-cewek di luar sana.
Mungkin,
kamu benar.
tentang aku yang sulit menepati janji.
Tapi suatu hal yang mesti kamu tau,
aku tidak berniat untuk tidak menepati janji,
aku tidak berniat untuk menjadi orang sombong,
kalau kamu bilang aku tidak bisa hidup dalam keadaan susah,
aku hanya bisa tertawa, karena presepsi mu tentang ku salah, sob.
Aku memang sahabatmu,
tapi masih ada seribu rahasia yang sekiranya tidak aku ceritakan padamu,
bukan karena aku tidak mempercayaimu, tapi karena aku mengerti keadaanmu,
yang mungkin lebih penting dari ceritaku.
Sudahlah,
sepertinya kamu memang terlalu banyak berprasangka padaku,
dan itu adalah prasangka yang buruk.
Kamu memang sahabatku, dulu.
Comments
Post a Comment