Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...

#GETAWAY


Seharusnya aku mentertawakan diriku sendiri.
Yang selama ini berharap terlalu tinggi pada semua yang kamu katakan. 
Iya, yang selama ini kamu katakan. Yang membuatku pernah berkata bahwa aku akan menikmati setiap jam bahkan setiap detik saat kamu sedang berada disamping ku, karena waktu seperti itu sangat jarang adanya. 
Sampai akhirnya aku mengetahui bahwa apa yang selama ini kamu katakan tidak mempunyai arti apapun, dan aku merasa kesal dengan mu karena kamu hanya mengatakan yang ingin mulut mu katakan, bukan yang berasal dari pikiranmu atau mungkin hatimu. Dan saat itu rasanya aku ingin berteriak bahwa aku menyayangi mu, mengguncangkan tubuhmu sampai kau tersadar. Bukan.
Bukan karena aku tidak mau mengatakan itu, tetapi karena aku tidak bisa. 
Sebenarnya itu adalah intinya, menyayangi sedalam ini membuat ku takut. Bukan takut kamu akan berteriak bahwa kamu tidak menyayangi ku seperti apa yang aku rasakan. Tapi aku takut itu akan merubah diri ku menjadi bukan diri ku. 

Seharusnya aku mentertawakan diriku sendiri,
Yang selalu merasa bahwa kamu menganggapku ada, padahal belum tentu kamu mendengar apa yang selama ini selalu aku katakan padamu. Atau mungkin kamu hanya menjadikannya angin lalu, dan menutupinya dengan senyuman mu, lalu berpura-pura menikmati semua perkataan ku. 
Kamu tahu?
Itu sangat kejam.
Lebih baik kamu segera meninggalkan aku, atau bahkan menutup kedua telinga mu. Okay, itu tidak kalah kejam, tapi setidaknya kamu tidak berbohong terlalu banyak kepadaku. 

Tunggu, kali ini.
Tidak seharusnya aku mentertawakan diriku sendiri,
Karena pada akhirnya aku sadar bahwa aku selalu menahan rasa sakit dan berusaha tidak membiarkan air mata ini jatuh. Lebih tepatnya rasa sakit ini tiba karena orang yang sama sekali tidak
menganggapku ada . Dan air mata ini jatuh karena orang yang selalu berpura-pura menyunggingkan senyumnya dihadapanku. 
Sebaiknya aku tertawa karena kebodohan ku dulu.
Tapi sekarang, tidak akan aku lakukan lagi. Membuang waktu pada seseorang yang sebenarnya tidak pernah ada. 
Karena sekarang aku akan mendapatkan orang-orang yang akan berada disamping ku dan berusaha mendengar juga mengerti apa yang aku katakan. Tidak menjadikannya angin lalu dan berkata bahwa semua perkataan ku lebih bik disimpan dulu di hati dan pikiranku. Tidak ada lagi orang yang mendengarkan, lebih tepatnya mencoba mendengarkan dan berusaha mengerti perkataan yang terus keluar dari mulutku karena sebenarnya orang-orang itu tidak pernah melakukannya.

Comments

Popular Posts