Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...

aku lupa, kamu pernah ada.

Agustus tahun ini akan berakhir, 

sampai, 
aku lupa kamu pernah ada,
walau kala itu aku kalah telak, 1-0? bukan, 3-0? sepertinya?
bagaimana saat itu senyummu merekah dengan secangkir kopi dihadapanmu?
menjemukkan !

saat itu biarpun kalah, aku tak begitu murung—bukan karena aku masih bersama bajingan yang mencuri lima tahunku itutapi mungkin penting atau tidak, seperti yang pernah ku katakan bahwa kamu adalah sub-bab pada suatu babtidak terlalu berpengaruh jika seseorang melewatkanmu pada sebuah buku namun, jika tak ada sub-bab maka seperti ada hal yang hilang,

nyatanya hilang terlalu halus, 

karena,
aku bahkan lupa kamu pernah ada,

Comments

Popular Posts