Skip to main content

Featured

Lebih Sungguh

Setahun berlalu setelah terakhir aku menulis tentangmu disini,  _______ dan entah bagaimana, semuanya masih terasa sama,  hanya saja kali ini lebih tenang, lebih aman, dan lebih... nyata? Teringat dengan kalimat indahku dulu, tentang betapa aku ingin mencintaimu dengan seribu cara yang ku bisa. Kini aku tahu bahwa, aku tak perlu sekeras itu, karena begitu saja.... dicintaimu, Dalam diam aku menemukan ketenangan, dan dalam segala tawa dan banyaknya suara aku menemukan kehangatan, kadang dalam tangis dan marahpun, itu tak apa, asal kamu ada disampingku, begitu, Entah, ada rasa teduh? yang bisa saja ku rasakan namun tak dapat ku jelaskan,  Sejujurnya baik aku maupun kamu, tidak tahu bagaimana takdir bekerja, namun jika memang perjalanan ini membawaku padamu, [ biarlah semesta mengizinkan aku untuk berhenti di kamu, dengan restu Tuhan kita juga kedua orangtua..... (aaamiiin) ] Karena di dunia yang selalu berubah,  aku ingin satu yang tetap, pada cinta ini, pada cinta yan...

Seorang Pengamen

Istanaku bukan white house, istanaku adalah bawah kolong jembatan.
Kasurku bukan terbuat dari kapas, kasurku adalah potongan kardus.
Aktifitasku bukanlah belajar, aktifitasku adalah menyanyi.
Pakainku tidak sebersih kalian, pakaianku sudah bolong-bolong.
Panggungku menyanyi bukanlah di Gedung mewah, Panggungku adalah jalanan.
Iya, aku adalah seorang pengamen. Bernyanyi sepanjang jalan yang aku tempuh, itulah aktifitasku. Gitar lusuhku yang saat ini aku pegang bukan kudapat dari toko alat-alat musik, tapi dari sebuah kotak sampah besar yang kutemukan bertahun-tahun lalu. Berkat ngamenku, aku suka menyanyi walau aku tidak tau sama sekali apakah suara bagus bahkan permainan gitarku saja sangat standar.

Iya, aku menjadi tulang punggung diriku sendiri. Ayah ku entah kemana, Ibuku telah tiada bertahun-tahun lamanya, aku tidak mempunyai kakak-adik, sanak keluargaku tak tahu dimana.  Memang malang, tapi aku berusaha untuk tidak menghakimi Tuhan dengan membenci diriku sendiri. 

Aku berjalan lurus kedepan, menatap jalanan yang penuh dengan  kerikil yang berserakan. Terik matahari sangat menyengat kulit luarku. Aku menatap awan-awan yang diam ikut menatapku, suatu saat aku akan terbang melebihi awan, Iya cita-citaku pilot. Aku ingin sekali menjadi pilot karena itu akan membuatku merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta. Aku senang melihat keadaan alam diluar sana, Hufhh. Istanaku saat ini suatu saat akan berubah menjadi benar-benar Istana. gitar lusuhku ini akan menjadi gitar akustik yang indah, dan pakaianku akan berubah menjadi kemeja putih yang dilapisi dengan jas hitam, Iya itu cita-citaku untuk menjadi orang yang dihormati. 
Itu mimpiku, aku memang seorang pemimpi. Tapi aku yakin bukan aku satu-satunya pemimpi. Kalian bisa lihat orang-orang terkenal pasti diawali dengan mimpi dan tekad yang kuat, dan aku harap kalian yang berputus asa, bergabung denganku menjadi satu dan kita menatap dunia. Bersama.

Comments

Popular Posts